Rekap Episode 10 Clash of Champions (COC) Season 2
Di episode 10 ini, 4 tim harus bertanding dalam Death Match demi mempertahankan posisi mereka di Clash of Champions Season 2. Nah, siapa aja tim yang selamat? Yuk, simak ketegangannya di artikel ini!
—
Di episode 8 dan 9 sebelumnya, delapan tim harus saling bertanding menghadapi empat tantangan, dua tantangan menguji ketajaman strategi dan spasial mereka, sementara dua tantangan lainnya menguji kekuatan memori dan fokus.
Namun, sayangnya, nggak semua tim bisa bertahan. Empat tim harus rela tereliminasi. Tim Shafa, Nabiel, David Goh, dan Dean akan turun ke zona paling menegangkan, yaitu Death Match, yang jadi penentu nasib mereka di Clash of Champions Season 2.
Lantas, tantangan apa yang menanti mereka di Death Match kali ini? Siapa aja tim yang akan lolos? Daripada menebak-nebak, langsung aja simak keseruannya dalam artikel ini. Siap-siap deg-degan!
Death Match: Invisible Matrix
Waktu pertama kali dengar nama gamenya, “Invisible Matrix”, kamu bisa nebak nggak sih, tantangannya bakal kayak gimana? Dari namanya aja udah bikin mikir, ini bakal nguji apa ya? Apakah memori? Kemampuan spasial? Logika? Atau malah soal hitung-hitungan matriks yang ribet itu?
Saking mind blowing-nya, Nares aja sampai bingung sendiri. “Invisible itu kan nggak kelihatan… terus matrix-nya yang apa dong?!” 🤯
Fix, baru denger namanya aja udah bikin otak muter-muter! (Sumber: YouTube Ruangguru)
Aturan Game Invisible Matrix
Nah, di tantangan kali ini, game masih dimainkan secara berkelompok alias per tim, guis! Tapi jangan salah, bukan Death Match namanya kalo nggak bikin mau biiippppp —- modyaar!
Jadi, di game ini, setiap tim harus menyusun blok-blok ke dalam grid berukuran 12×12 yang muncul di layar. Tapi… blok yang sudah diletakkan, nggak akan kelihatan alias invisible! 😱 Makanya nih, namanya jadi ‘Invisible Matrix’. Semua tergantung pada strategi, kerja sama tim, dan kekuatan memori. Setiap tim harus pintar-pintar menghafal posisi blok yang udah terisi.
Invisible Matrix, menyusun blok dalam grid. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Setiap tim dibekali 9 jenis blok, dan masing-masing jenis terdiri dari 2 buah. Blok-blok ini bentuknya berbeda-beda, seperti potongan puzzle.
Baca Juga: Rekap Episode 7 Clash of Champions (COC) Season 2
Setiap blok diberi tanda bintang sebagai penanda untuk diletakkan dalam grid. Tapi ingat ya, posisi dan bentuk blok nggak bisa diputar-putar. Semua harus ditempatkan sesuai bentuk aslinya.
Sembilan jenis blok yang akan diberikan untuk masing-masing tim. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Nah, di sinilah kerja sama tim diuji. Harus bisa menyusun strategi, dan nginget-nginget area mana yang udah ditempatin blok dan mana yang masih kosong.
Hanya satu orang yang ditunjuk sebagai perwakilan untuk menyebut blok mana yang akan dimasukkan/disusun ke dalam grid dalam waktu 30 detik. Kalau nggak menjawab melewati batas waktu, ya… sayang banget, giliran tim di ronde tersebut langsung hangus. Makanya, butuh koordinasi! Semua anggota harus aktif mengingat dan mendiskusikan posisi blok sebelumnya sebelum giliran dimulai.
Total Ronde dan Skema Nilai
Nah, ini yang penting! Setiap kali tim berhasil meletakkan blok ke kotak yang masih kosong, maka tim akan mendapatkan poin untuk kotak yang benar. Tapi, kalau ternyata koordinat yang dipilih menumpuk dengan posisi blok sebelumnya, maka akan dianggap ‘illegal move’. Akibatnya, tim nggak mendapatkan poin sama sekali (0 poin).
Tantangan Invisible Matrix berlangsung selama 10 ronde. Setiap tim akan mendapat 1 giliran bermain di setiap ronde, dan sistem penilaian dibagi menjadi dua fase, yaitu:
Ronde | Poin per kotak yang benar |
Ronde 1-5 | 1 poin |
Ronde 6-10 | 2 poin |
Artinya, jika tim menyusun blok berisi 5 kotak dan semuanya diletakkan di posisi kosong, maka:
- Di ronde 1-5, tim akan mendapat 5 poin.
- Di ronde 6-10, tim akan mendapat 10 poin.
Setiap tim juga diberikan 1 kali kesempatan untuk meminta bantuan selama permainan berlangsung. Bantuan ini dapat memberitahu letak posisi setiap susunan blok pada grid. Tapi, penggunaan bantuan ini memiliki konsekuensi besar. Saat tim memilih untuk menggunakan bantuan, maka giliran tim di ronde tersebut langsung dianggap hangus dan tidak dapat poin apa pun di ronde itu. Jadi, bantuan harus digunakan dengan bijak dan hanya dalam kondisi mendesak!
Baca Juga: Rekap Episode 6 Clash of Champions (COC) Season 2
Setelah seluruh ronde dimainkan, sistem akan menghitung total poin dari semua tim. Hanya 2 tim dengan skor tertinggi yang akan melaju ke babak selanjutnya. Jika terdapat dua atau lebih tim yang memiliki skor imbang, maka yang dipilih adalah tim dengan jumlah blok yang berhasil diletakkan dengan benar.
Hanya 2 tim yang bisa lolos ke babak selanjutnya. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Mini Game: Penentu Giliran Tim yang Bermain
Sebelum masuk ke tantangan utama Invisible Matrix, setiap tim harus terlebih dulu melewati Mini Game. Wah, apa lagi tuh Mini Game?
Jadi, Mini Game ini bertujuan untuk menentukan urutan atau giliran setiap tim dalam bermain di tantangan Invisible Matrix. Tim yang mendapat giliran pertama biasanya sih punya keuntungan strategis ya untuk bisa lebih leluasa mengatur arah jalannya permainan.
Masing-masing tim harus menunjuk satu perwakilan untuk mengikuti Mini Game tersebut. Berikut daftar perwakilan dari masing-masing tim:
- Tim Nabiel → Max
- Tim David Goh → Nadia
- Tim Shafa → Shafa
- Tim Dean → Shen
Mekanisme Permainan
Pada Mini Game, setiap perwakilan tim harus menghafalkan letak kotak putih yang disusun secara acak pada grid berjumlah 10×10 dalam waktu 1 menit.
Setelah waktu habis, grid akan menghilang, dan setiap perwakilan diminta menyebutkan posisi kotak putih sebanyak yang mereka ingat. Semakin banyak kotak putih yang berhasil dijawab dengan benar, semakin tinggi juga skor yang didapat.
Terdapat 27 kotak putih yang disusun secara acak pada grid 10×10. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Inilah urutan peserta berdasarkan jumlah kotak putih yang berhasil mereka ingat dengan benar:
- 🥇 Max (Tim Nabiel)
- 🥈 Shafa (Tim Shafa)
- 🥉 Nadia (Tim David Goh)
- 🎖️ Shen (Tim Dean)
Artinya, urutan tim untuk bermain di Invisible Matrix pun secara resmi ditetapkan sebagai berikut:
- Tim Nabiel
- Tim Shafa
- Tim David Goh
- Tim Dean
Dengan urutan ini, Tim Nabiel akan menjadi tim pertama yang memainkan strategi mereka di medan kosong. Sementara itu, tim-tim selanjutnya harus lebih hati-hati dan mengandalkan ingatan lebih kuat karena grid akan semakin “berisiko” seiring blok-blok bertambah.
Ronde 1: Strategi Pembuka yang Menentukan!
Permainan Invisible Matrix dimulai dengan ronde pertama yang langsung penuh ketegangan! Di ronde ini, semua tim mulai menunjukkan strategi unik masing-masing untuk mengambil kendali di awal permainan.
Karena grid masih kosong, semua tim punya kesempatan untuk mengeksekusi rencana tanpa hambatan dari isian tim lain. Tim Nabiel memutuskan untuk memulai langkahnya dengan menempatkan blok 6 tepat di tengah-tengah grid, yaitu di posisi F6. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Mereka menyusun strategi agar blok di tengah bisa mengecoh arah permainan lawan.
Sementara itu, Tim Shafa memilih strategi yang jauh lebih hati-hati dan terstruktur. Mereka menempatkan blok 9 di G1, yaitu di bagian atas grid. Tim David Goh menempatkan blok 9 di posisi F3, yaitu di area tengah-atas grid. Cukup tricky, tapi untungnya masih aman. Dan langkah pertama Tim Dean adalah menempatkan blok 9 di D7, area yang merupakan bagian dari grid kiri bawah.
Baca Juga: Rekap Episode 5 Clash of Champions (COC) Season 2
Strategi Tim Siapa yang akan Menang?
Kalo ngomongin strategi, pasti setiap tim punya, ya! Contohnya aja Tim Shafa. Tim ini membagi grid menjadi empat kuadran dan menugaskan setiap anggota untuk fokus hanya pada satu kuadran.
- Kuadran 1 (kanan atas) → Shafa
- Kuadran 2 (kiri atas) → Amara
- Kuadran 3 (kiri bawah) → Bernard
- Kuadran 4 (kanan bawah) → David S
Sebagai kapten tim, Shafa juga berperan menjadi koordinator untuk mengecek ulang dan mengkonfirmasi jawaban anggota tim lainnya. Dengan sistem seperti ini, kemampuan menghafal jadi lebih fokus dan mengurangi risiko tumpang tindih antar memori tim.
Lain halnya dengan Tim Shafa, David Goh, dan Nabiel, Tim Dean punya strategi yang unik, loh! Mereka menganut strategi yang disebut oleh Luthfi sebagai “zoning” atau penguasaan wilayah. Tujuannya udah jelas dari langkah pertama mereka nih, yakni ingin menguasai area/wilayah grid kiri bawah.
Caranya, mereka akan mengunci akses tim lawan untuk menyusun blok ke area tersebut, dengan mengisi potongan-potongan blok di sekitar perbatasan grid kiri bawah.
Strategi Luthfi untuk menggunakan metode zoning atau control area di grid kiri bawah. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Dalam strategi ini, Luthfi bertanggung jawab untuk menghafal seluruh detail posisi blok yang sudah ditaruh timnya di wilayah itu. Sementara anggota tim lainnya bertugas untuk menghafal posisi blok di wilayah grid lainnya, sebagai bentuk antisipasi jika tim lawan nekat masuk ke “zona terlarang” milik mereka.
Setiap langkah punya kelebihan dan risikonya masing-masing, ya. Tapi yang jelas, keputusan di awal akan sangat mempengaruhi kondisi grid dan arah permainan di ronde-ronde berikutnya.
Baca Juga: Rekap Episode 4 Clash of Champions (COC) Season 2
Ketegangan Memuncak di Akhir Permainan
Memasuki pertengahan hingga akhir permainan, suasana semakin memanas. Ronde demi ronde dilalui, setiap tim benar-benar harus berpikir hati-hati sebelum menaruh blok mereka. Dengan grid yang semakin padat terisi, peluang mereka untuk menaruh blok di lokasi kotak kosong pun semakin kecil.
Sayangnya, di tengah tekanan dan intensitas yang terus meningkat, beberapa tim akhirnya mengalami illegal move. Blok yang mereka tempatkan ternyata bertabrakan dengan blok milik sendiri atau milik tim lain yang sudah lebih dulu ada di grid. Waduh… sayang banget!
Tim Nabiel yang beberapa kali mengalami illegal move. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Melihat risiko illegal move yang makin besar, Tim Shafa mengambil keputusan krusial di ronde ke-8. Mereka memilih untuk menggunakan bantuan, yang berarti mereka harus mengorbankan giliran bermain di ronde tersebut.
Keputusan ini tentu tidak mudah. Tapi, Tim Shafa menyadari bahwa jika mereka memaksakan menyusun blok tanpa kepastian, bisa jadi mereka malah kehilangan poin lebih banyak karena illegal move.
Permainan Berakhir: Siapa yang Lolos, Siapa yang Tumbang?
Setelah seluruh 10 ronde terselesaikan, tibalah saatnya pengumuman hasil akhir. Semua tim menahan napas menunggu siapa yang berhasil mengamankan posisi untuk lolos ke babak selanjutnya.
Dan… dengan perolehan skor tertinggi 45 poin, tim yang keluar sebagai juara Death Match kali ini adalah… jeng-jeng-jeng…
Tim DEAN! 🥳
Tim Dean yang meraih skor tertinggi di Death Match. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Selamat untuk Dean, Luthfi, Nares, dan Shen yang berhasil menjalankan strategi zoning mereka dengan sangat rapi. Seluruh tim berhasil memaksimalkan area yang mereka kuasai dengan sempurna. BRAVO!
Tak kalah dramatis, tim kedua yang berhasil lolos adalah Tim Shafa, dengan perolehan skor 42 poin. Wah, keputusan mereka untuk mengorbankan Ronde 8 terbukti sangat tepat. Mereka berhasil memaksimalkan dua ronde terakhir yang bernilai ganda, dan secara konsisten menghindari illegal move.
Selamat untuk Shafa, Amara, Bernard, dan David S! Kerja tim kalian solid banget! 🎉
Sayangnya, dua tim lainnya harus menyudahi perjuangan mereka di babak ini. Mereka adalah:
- Tim Nabiel (Max, Maul, Zahran)
- Tim David Goh (Nadia, Jonathan, MP)
Tim yang tereliminasi: Tim Nabiel dan Tim David Goh. (Sumber: YouTube Ruangguru)
Meskipun belum berhasil melaju ke tahap berikutnya, perjuangan mereka tetap patut diapresiasi. Mereka telah menunjukkan semangat kompetisi dan kekompakan tim yang luar biasa. Keren banget!
Gimana, seru kan game Invisible Matrix ini? Tentunya, bakal lebih menegangkan kalo ditonton di YouTube ya. Yuk, buat yang belum nonton, kamu bisa ajak teman atau keluarga kamu buat nobar bareng di bawah ini!
Tim Challenge dengan Twist Mengejutkan
Selamat datang di babak 24 besar!
Untuk kalian yang berhasil bertahan sejauh ini di Clash of Champions Season 2, kalian luar biasa! 👏👏👏
Tapi, jangan buru-buru lega dulu ya, guis. Perjalanan masih panjang, dan keseruan (plus drama) baru aja dimulai. Yup, tantangan selanjutnya masih berbentuk team challenge, tapi kali ini ada TWIST yang bikin dar-der-dor!
Kalo kata Yoan, “stop lah dengan surprise-surprise itu! Aku lagi nggak ulang tahun, loh!” Wkwkwk (Sumber: YouTube Ruangguru)
Tim-tim yang udah solid banget, tiba-tiba harus rela diacak ulang! Masing-masing tim harus mengorbankan satu orang anggotanya untuk keluar dari tim dan membentuk tim baru!
Momen ini jadi salah satu yang paling emosional di sepanjang kompetisi. Bayangin aja, kamu udah berjuang bareng, susah senang bareng, lolos eliminasi bareng, eh sekarang malah harus milih siapa yang keluar dari tim.
Dan lebih beratnya lagi, setiap tim harus diskusi dan voting sendiri. Ada yang diam seribu bahasa, tapi ada juga yang… ngotot banget pengen keluar! Luthfi, misalnya. Alasannya? Bukan karena kesal, bukan karena nggak cocok, tapi karena dia penasaran pengen ngelawan kapten timnya sendiri di game berikutnya!
Astaga, ini sih bukan pengorbanan… ini deklarasi perang pribadi! 😂 Ubin masjid satu ini emang beda. Aya-aya wae, Luthfi!
Baca Juga: Rekap Episode 2 Clash of Champions (COC) Season 2
Setelah proses diskusi yang super intens, tibalah momen krusial, yaitu voting. Setiap anggota tim harus memilih satu nama, dan yang mendapat suara terbanyak wajib keluar.
Yes, this is not personal. It’s strategic.
Hmm, apakah tim yang baru ini kayak The Avengers? Para pejuang yang dikhianati saling berkumpul dengan kekuatan penuh, muncul sebagai dark horse? Huehehehe…
Apapun julukannya, yang jelas tim baru ini penuh potensi dan bisa jadi ancaman besar. Siapa tahu justru mereka yang bakal mengacak-acak strategi tim lama.
Huaaa… Jadi penasaran nih siapa aja yang harus keluar dari timnya. Kamu juga nggak? Semua jawabannya ada di episode selanjutnya, guis, hanya di aplikasi dan YouTube Ruangguru!
Jangan lupa juga pantengin terus semua kanal resmi COC Season 2:
Untuk info lengkap mengenai jadwal tayang, daftar peserta beserta kampus dan jurusannya, dan cara nonton COC Season 2, langsung klik link ini, ya!
Kamu juga masih bisa terus vote dan beri dukungan kepada Champions favoritmu di dukungcoc.ruangguru.com.
Siap jadi juara di Tahun Ajaran Baru 2025/2026? Yuk, segera klaim diskon spesial beragam paket produk dari Ruangguru.