Apa Perbedaan TOEFL, IELTS, TOEIC, PTE & EPT?

perbedaan toefl, toeic, ielts, pte, dan ept

Mau mengikuti tes bahasa Inggris, tapi bingung mana yang paling tepat? Yuk, ketahui perbedaan TOEFL, IELTS, TOEIC, PTE, dan EPT berikut ini.

 

Jika kamu ingin sekolah di luar negeri, tentunya kamu harus memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Selain memudahkan komunikasi sehari-hari, kamu tidak ingin tertinggal dong hanya karena keterbatasan bahasa?

Berbagai universitas di luar negeri pun ingin memastikan bahwa mereka menerima murid-murid yang dapat menerima pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, banyak universitas luar negeri mewajibkan para aplikan untuk memiliki nilai ujian language proficiency.

Mungkin yang sudah kamu kenal adalah TOEFL, IELTS, dan lain-lain. Pssst, kamu sudah tahu belum apa perbedaan TOEFL, IELTS, TOEIC, PTE, dan EPT? Ujian mana yang sebaiknya harus kamu ambil? Kenalan dulu yuk!

 

Test of English as a Foreign Language (TOEFL)

Test of English as a Foreign Language, atau yang biasa disingkat TOEFL, adalah ujian bahasa Inggris terpopuler untuk pengguna Bahasa Inggris non-native. Bahasa yang digunakan dalam tes ini adalah American English.

TOEFL biasa diwajibkan oleh universitas-universitas di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara bagian Amerika utara. Tidak hanya universitas, namun juga diwajibkan jika kamu ingin bekerja di badan pemerintah, mengurus perizinan, perusahaan, dan juga untuk pendaftaran beasiswa.

 

Macam-Macam Tes TOEFL

TOEFL memiliki empat macam pilihan ujian. Apa saja?

jenis jenis tes toefl

 

  • TOEFL iBT (Internet-Based Test)

TOEFL iBT adalah format ujian TOEFL yang berbasis internet dan diselenggarakan oleh Educational Testing System (ETS). Tes ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Setiap bagian dinilai dengan rentang skor 0–30, sehingga skor maksimal adalah 120 poin.

TOEFL iBT digunakan secara internasional, terutama sebagai syarat masuk universitas luar negeri, beasiswa, atau keperluan imigrasi. Biaya ujian di Jakarta berkisar USD 190 (sekitar Rp2,4 juta), dengan hasil tes biasanya keluar dalam 6–10 hari kerja.

 

  • TOEFL PBT (Paper-Based Test)

TOEFL PBT adalah ujian berbasis kertas, yang merupakan format lama sebelum digantikan iBT. Tes ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu Listening Comprehension, Structure and Written Expression, Reading Comprehension, dan Test of Written English (TWE) untuk menilai kemampuan menulis.

Skor TOEFL PBT berada di kisaran 310–677 poin. Namun, saat ini, PBT sudah jarang diselenggarakan dan hanya digunakan di lokasi yang belum memiliki fasilitas komputer atau internet yang memadai.

 

  • TOEFL ITP (Institutional Testing Program)

TOEFL ITP memiliki format yang mirip PBT, namun sifatnya institusional. Artinya, skor yang didapat hanya berlaku di lembaga atau negara tertentu, tidak untuk pendaftaran internasional. Tes ini terdiri dari tiga bagian, yakni Listening Comprehension, Structure and Written Expression, dan Reading Comprehension.

Skor TOEFL ITP umumnya berada di kisaran 310–677 poin, namun banyak institusi di Indonesia yang mematok batas maksimal relevansi sekitar 500–600 poin. Nah, untuk biayanya, ITP jauh lebih murah dibanding iBT, sehingga populer untuk syarat kelulusan atau seleksi beasiswa dalam negeri.

 

  • TOEFL Essentials

TOEFL Essentials adalah format terbaru yang diluncurkan ETS sebagai alternatif yang lebih singkat, fleksibel, dan terjangkau dibanding TOEFL iBT. Tes ini mengukur kemampuan bahasa Inggris dalam konteks akademik dan sehari-hari. Tesnya mencakup empat keterampilan utama, antara lain Listening, Reading, Speaking, dan Writing.

Bedanya, TOEFL Essentials hanya dilakukan online dari rumah dan berlangsung sekitar 1,5 jam. Skor setiap bagian menggunakan skala 1–12, lalu dirata-ratakan untuk skor akhir. TOEFL Essentials cocok untuk kampus atau beasiswa yang menerima format ini, namun belum diakui seluas iBT.

Baca Juga: 7 Strategi Mengerjakan Listening Test Bahasa Inggris

FYI, di Indonesia, tes TOEFL PBT sudah diganti menjadi iBT. So, buat kamu yang ingin tes TOEFL untuk ke luar negeri sebaiknya langsung mengikuti tes TOEFL iBT aja, ya. Namun, hasil kedua jenis tes ini hanya dapat digunakan selama 2 tahun aja. Itu tandanya, setelah lewat dari 2 tahun, kamu harus mengikuti ujian ulang.

 

International English Language Testing System (IELTS)

IELTS adalah tes kemampuan bahasa Inggris untuk mengukur kemampuan Bahasa Inggris seseorang dalam konteks akademik maupun umum. Berbeda dengan TOEFL yang menggunakan American English sebagai acuan, IELTS lebih banyak menggunakan British English dalam aksen, ejaan, dan gaya bahasa.

Tes ini diakui secara luas oleh berbagai universitas, lembaga profesional, dan badan imigrasi di negara-negara berbahasa Inggris, terutama di Australia, Inggris, Selandia Baru, dan juga Kanada. IELTS digunakan baik untuk tujuan pendidikan, pekerjaan, maupun migrasi.

 

Macam-Macam Tes IELTS

IELTS memiliki dua bentuk ujian yang berbeda, yaitu:

jenis-jenis tes ielts

 

1. IELTS Academic

Seperti namanya, IELTS Academic digunakan untuk mendaftar sekolah luar negeri, serta profesi tertentu, seperti dokter, perawat, atau tenaga medis yang ingin bekerja di luar negeri. Materi ujiannya menekankan pada kemampuan bahasa akademik, seperti memahami teks ilmiah, menulis esai, hingga menjelaskan data atau grafik secara formal.

 

2. IELTS General Training

Sementara itu, IELTS General Training lebih ditujukan untuk keperluan non-akademik. Contohnya seperti melamar pekerjaan, mengikuti pelatihan non-akademik, atau mengajukan migrasi ke negara berbahasa Inggris, khususnya wilayah Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Oleh karena itu, materi ujiannya lebih berfokus pada penggunaan Bahasa Inggris sehari-hari yang umum dipraktikkan di lingkungan kerja maupun kehidupan sosial.

Baca Juga: Tips Cerdas Mengerjakan Tes IELTS Agar Mendapat Skor Tinggi

Kedua jenis tes memiliki 4 bagian yang sama, yaitu Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Meskipun begitu, untuk section reading dan writing, akan disesuaikan dengan tujuan masing-masing tes.

Nah, dalam proses ujian IELTS, waktu tes dibagi menjadi tiga bagian. Bagian Listening berlangsung selama 40 menit. Peserta akan mendengarkan rekaman percakapan dan monolog dengan berbagai aksen bahasa Inggris, lalu menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang didengar.

Bagian Reading memakan waktu 60 menit, berisi teks bacaan akademik (untuk Academic) atau bacaan umum (untuk General Training) yang harus dianalisis dan dijawab pertanyaannya. Bagian Writing juga berdurasi 60 menit, mencakup tugas menulis esai serta mendeskripsikan data atau situasi, tergantung jenis tes yang diambil.

Penilaian IELTS menggunakan 9-band scoring system. Jadi, skor keseluruhan yang diperoleh merupakan rata-rata dari keempat keterampilan (Listening, Reading, Writing, dan Speaking). Setiap bagian memiliki skor 0–9, dan skor akhir dibulatkan ke setengah atau satu band terdekat.

Band tertinggi, yaitu 9.0, menunjukkan kategori Expert User atau pengguna bahasa Inggris yang sangat mahir. Sebaliknya, band terendah, 1.0, menunjukkan kategori Non User atau hampir tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris.

 

Test of English for International Communication (TOEIC)

TOEIC adalah tes kemampuan bahasa Inggris yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1979, dengan tujuan mengukur kemahiran berbahasa seseorang di tingkat Intermediate (menengah) hingga Advanced (lanjutan).

Berbeda dengan TOEFL atau IELTS yang lebih fokus pada kebutuhan akademik, TOEIC dirancang untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris dalam konteks profesional dan lingkungan kerja internasional. Tes ini sangat populer di negara-negara Asia, seperti Korea Selatan dan Jepang, di mana bahasa Inggris menjadi keterampilan penting dalam berkarier.

Bagi perusahaan, TOEIC menjadi alat yang berguna untuk proses rekrutmen, mengevaluasi kemampuan bahasa Inggris karyawan, menentukan syarat kenaikan jabatan, serta merancang program pelatihan yang tepat. Di instansi pemerintah pun fungsinya sama, terlebih dapat membantu memastikan pegawai memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai untuk tugas internasional. Sementara di sekolah atau universitas, TOEIC digunakan untuk menentukan standar kemampuan bahasa Inggris siswa, sehingga guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai level siswa.

Tes TOEIC memiliki skor mulai dari 10 poin (terendah) hingga 990 poin (tertinggi). Format ujiannya berlangsung selama 2 jam, berbentuk pilihan ganda yang terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu Listening Comprehension (memahami percakapan dan monolog) dan Reading Comprehension (memahami teks tertulis).

Baca Juga: Mengenal Digital Literacy: Pengertian, Tujuan dan Contohnya

 

Pearson Language Tests (PTE)

Pernah dengar PTE sebelumnya? Banyak orang masih asing dengan tes ini karena baru dikenal luas di Indonesia sekitar 2015-2016. Pusat ujian resmi PTE juga masih terbatas di kota-kota besar. Meskipun begitu, PTE sudah diakui secara internasional untuk mengukur kemampuan berbahasa dalam 4 bidang, yakni Reading, Writing, Listening, dan Speaking.

Sekilas, formatnya mirip dengan TOEFL iBT, namun PTE memiliki sejumlah perbedaan penting yang membuatnya unik, antara lain:

  • Penilaian otomatis berbasis komputer – Semua jawaban untuk bagian Speaking dan Writing dinilai oleh sistem, bukan manusia, sehingga hasilnya lebih konsisten dan mengurangi risiko bias penilaian.
  • Laporan skor lengkap dengan contoh Speaking – Pada tes ini, hasilnya menyertakan sample dari jawaban Speaking test yang bisa langsung digunakan oleh pihak universitas atau lembaga penerima sebagai bahan verifikasi.
  • Format soal bervariasi – Dalam satu pertanyaan, bisa ada kombinasi fill in the blanks, matching items, dan pilihan ganda.
  • Hasilnya cepat – Skor dapat diakses secara online hanya lima hari setelah ujian, jauh lebih cepat dibanding beberapa tes lain.
  • Biaya fleksibel – Tergantung negara, harga tes berkisar antara USD 150 – 220 (atau Rp 2,4 juta – Rp 3,52 juta).

 

PTE juga banyak digunakan oleh lembaga pendidikan dan badan imigrasi di berbagai negara, terutama Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Kanada.

 

English Proficiency Test (EPT)

EPT adalah singkatan dari English Proficiency Test, yaitu tes kemampuan bahasa Inggris yang diselenggarakan secara internal oleh universitas atau lembaga tertentu. Berbeda dengan TOEFL iBT atau IELTS yang berlaku di seluruh dunia, skor EPT bersifat institusional. Artinya, hasil tes hanya berlaku di institusi atau jaringan penyelenggara yang sama, dan tidak dapat digunakan untuk mendaftar ke universitas atau beasiswa internasional.

Format soal EPT biasanya mirip TOEFL ITP dengan tiga bagian utama, yaitu:

  • Listening Comprehension, mengukur kemampuan memahami percakapan atau monolog dalam bahasa Inggris.
  • Structure and Written Expression, menguji pemahaman tata bahasa (grammar) dan kemampuan mengenali kesalahan penulisan.
  • Reading Comprehension, menilai kemampuan memahami teks bahasa Inggris dalam konteks akademik.

 

Skor EPT biasanya menggunakan skala 310 – 677, sama seperti TOEFL PBT atau ITP. Biayanya juga relatif terjangkau, berkisar Rp100.000 – 300.000, tergantung lembaga penyelenggara.

Baca Juga: 7 Tips Mudah Belajar Bahasa Asing secara Otodidak

Nah, itulah perbedaan antara TOEFL, IELTS, TOEIC, PTE, dan EPT. Tes kemampuan Bahasa Inggris tersebut tentunya memiliki tujuan yang berbeda, dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Jadi, ujian yang mana yang perlu kamu ambil?

Jangan lupa untuk banyak berlatih dan mengikuti les privat khusus ujian internasional agar persiapan lebih mantap. Tidak perlu bingung harus cari ke mana, karena ada English Academy yang bisa membantu kamu. Dengan pengajar native speaker berstandar internasional dan kelas interaktif. Cheers and good luck!

CTA English Academy Konsultasi Gratis

Hani Ammariah

Content Performance Coordinator at Ruangguru. I like to write things that are useful and also not. But I hope, you can learn something from this post. ^^