Profil Vannes, Pemenang Clash of Champions Season 2

profil vannes coc season 2

Kenalan sama Vannes, yuk! Peserta COC Season 2 sekaligus mahasiswa NTU yang hobi coding dan berprestasi di dunia teknologi. Simak kisah inspiratifnya di sini!

 

Kalau ngomongin soal angka dan logika, Vannes udah kayak mesin pemecah teka-teki yang jawabannya pasti benar. Jago matematika sejak dulu, pernah ikut olimpiade, dan sekarang kuliah di Computer Science NTU sambil memamerkan skill programming yang bikin kagum.

Bahkan di babak Death Match: Brain Rush, sebelum soal numeric selesai dibacain Aurora, dia udah tekan bel dan jawabannya tepat! Nggak heran, di Battle of 3: Flickering Sum yang juga penuh hitung-hitungan, dia jadi orang pertama di timnya yang berhasil menjawab soal. Singkatnya, kalau urusan hitungan matematika dan refleks cepat, Vannes ini udah level pro.

Soal prestasi, Vannes nggak kaleng-kaleng, mulai dari kompetisi programming dan coding dari level nasional sampai internasional sudah berhasil ditaklukan.

Pengen tahu rahasia di balik skill dan prestasi keren Vannes? Yuk, intip obrolan eksklusif yang bakal bikin kamu makin kagum sama sosoknya di artikel ini!

Baca Juga: Profil Peserta Clash of Champions (COC) Season 2 Batch 5

 

Kenal Vannes Lebih Dekat!

vannes coc season 2

(Sumber: dok. Ruangguru)

 

Biodata Singkat Vannes

Nama Lengkap

Vannes Wijaya

Nama Panggilan 

Vannes

Tempat, Tanggal Lahir

Pekanbaru, 20 Desember 2005

Domisili Saat Ini

Singapura

Angkatan Kuliah

2023

Riwayat Pendidikan

  • Nanyang Technological University Singapore (NTU), Jurusan Computer Science
  • SMAN 8 Pekanbaru

 

GPA

4.84/5.00

Akun Media Sosial

 

Hobi

Sepedaan, sambil liat pemandangan.

 

Prestasi Vannes

  1. Silver Medal  – International Olympiad in Informatics 2023 in Hungary
  2. Silver Medal –  International Olympiad in Informatics 2022 in Indonesia
  3. 2nd Runner Up – TCS CodeVita XI (Kompetisi programming terbesar di dunia dengan 444.000+ peserta)
  4. ICPC Asia Hanoi – Silver Medalist, 2024
  5. ICPC Asia Jakarta – Silver Medalist, 2024

 

Nah, dari profil singkat tadi, kelihatan banget kalau Vannes ini bukan mahasiswa NTU biasa-biasa aja. Bayangin aja, dia berhasil mengalahkan banyak pesaingnya dan menjadi 2nd runner up di kompetisi programming terbesar di dunia, TCS CodeVita XI, yang pesertanya lebih dari 444.000 dari 94 negara. Selain itu, Vannes juga udah ngantongin medali perak di 34th & 35th International Olympiad in Informatics (IOI), plus medali perak di ICPC Asia Hanoi 2024 dan ICPC Asia Jakarta 2024. Prestasinya udah segambreng, tapi doi tetep humble dan asik diajak ngobrol.

Jadi, gimana sih ceritanya kuliah di NTU? Apa sih yang bikin dia jatuh cinta sama coding? Yuk, langsung aja kita kepoin di QnA eksklusif bareng Vannes berikut ini!

 

Rahasia Vannes Bisa Masuk NTU

1. Kamu berhasil tembus ke NTU, salah satu kampus terbaik di Asia. Boleh dong ceritain prosesnya dari awal sampai keterima. Ada strategi khusus, persiapan, atau pengalaman yang paling berkesan?

Jawaban:

Sebelum pendaftaran dibuka, udah perlu mulai siap-siap apa aja yang diperlukan, seperti dokumen-dokumen, transkrip, dan ujian bahasa. 

Untuk naikin chance masuk, strateginya harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari, misalnya mulai bangun portofolio dengan mengikuti lomba lomba, explore bidang bidang yang mungkin menarik buat kamu. Dengan begitu, application kita lebih bisa dilirik oleh pihak universitasnya. 

It also helps to contact senior students in that campus to learn about their portfolio when they applied for uni, so you have a clearer picture on what is worth chasing and adding to your portfolio. (Akan sangat membantu juga untuk menghubungi mahasiswa senior di kampus tersebut buat mempelajari portofolio mereka saat mendaftar ke universitas, sehingga kamu bisa dapat gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang patut dikejar dan ditambahkan ke portofolio kamu.)

 

2. Dari awal, apakah NTU memang jadi kampus impianmu? Atau dulu sempat mengincar universitas lain juga? Ceritain dong gimana akhirnya kamu memilih NTU sebagai tujuan kuliah.

Jawaban:

Dulu awalnya pengen ke Singapore ya, either NUS atau NTU. Karena Singapore itu masih dekat Indonesia, jadi kalau ada keperluan atau liburan, it is easy to come back home. Other than that, Singapore culture is still very similar to Indonesian culture, so no need to adapt so much 🙂 

Pas application result keluar, dua-duanya dapat offer, including scholarship. At the end, aku memilihnya NTU setelah diskusi dan pertimbangan dengan orang tua juga.

Vannes saat kuliah di Singapura

Vannes saat kuliah di Singapura (Sumber: instagram @vanneswij)

 

3. Selama kuliah di NTU, kamu pakai beasiswa atau nggak? Kalau iya, boleh dong dijelasin beasiswa apa, bagaimana cara daftarnya, dan tips buat yang ingin mengikuti jejakmu?

Jawaban:

Pakai ASEAN scholarship. Pendaftarannya itu bersamaan dengan application university juga. Jadi tetap di portal yang sama. Nah untuk daftarnya, perlu tulis beberapa esai tambahan, dan juga dokumen dokumen tambahan.

Setelah screening dokumen, mereka akan undang interview online. Tipsnya ya, be yourself, but the best version of you. Karena di esai dan interview itu, kita harus bisa berekspresi. Part of expressing our thought, juga kita harus ada bayangan future plan kira kira gimana. 

However, I know that preparing a solid plan is tough, including for me. So I want to emphasize the importance of interview rehearsal. Whether it is done with your parents, siblings, or teachers, doing rehearsal helps you build and get used to the flow of your answers. Moreover, using online resources and AI-tools to help you generate possible questions with model answers can be beneficial. (Tapi, aku tahu bahwa menyiapkan rencana yang matang itu nggak mudah, termasuk bagi aku. Karena itu, aku mau menekankan pentingnya latihan wawancara. Baik itu sama orang tua, saudara, atau guru, latihan ini membantu kamu membangun dan membiasakan diri dengan alur jawabanmu. Selain itu, menggunakan sumber daya online dan tools AI juga sangat bermanfaat untuk membantu memperkirakan kemungkinan pertanyaan beserta model jawabannya.)

 

4. Kenapa sih kamu memilih Jurusan Computer Science? Apakah memang dari dulu udah tertarik sama dunia coding, atau ada inspirasi tertentu yang bikin kamu yakin ambil jurusan itu?

Jawaban:

Dulunya aku anak olimpiade matematika. Pas tahu ada yang namanya coding, jujur sangat wow! Karena, dulu di olim math, kalau ketemu angka yang banyak, harus hitung pakai tangan. Tapi sejak ada coding, bisa kasih aja ke komputernya, asalkan kita bisa berikan algoritmanya. Nah, problem solving kayak coming up with algorithms is something that I enjoy, so I decided to take CS major.

 

5. Gimana cara kamu bisa tetap standout dan bersaing sehat dengan mahasiswa lain yang nggak kalah berprestasi dan ambisius? 

Jawaban:

Jujur standout itu sulit. I don’t think “being standout” should be our main priority, because there are many crazy smart students in college. I think it is better to just do your best. Even if you didn’t do as well as them, you knew you put in your best. Regret is only when you don’t give your best.

(Jujur standout itu sulit. Aku nggak mikir, “menjadi standout” harus menjadi prioritas utama kita, karena ada banyak banget mahasiswa yang luar biasa pintar di kampus. Menurutku, lebih baik kita fokus untuk memberikan yang terbaik. Bahkan jika hasilnya tidak sebaik mereka, kamu tahu bahwa kamu sudah berusaha maksimal. Penyesalan hanya datang ketika kamu tidak memberikan usaha terbaikmu.)

 

6. Kamu aktif di organisasi kampus nggak, Vannes? Kalau iya, kegiatan apa aja yang kamu ikuti dan apa manfaatnya buat pengembangan diri kamu?

Jawaban:

Aku nggak gitu aktif sih, cuma ikut 1-2 organisasi per academic year, dan komitmennya juga nggak gitu besar. This year I joined the IT committee of our computing school club. It is nice to meet new people there and do work together, learn from different culture. However, we need to do this on top of our study and other life matters. So I decided to only join what I can join lah, and not overextend myself.

(Aku nggak gitu aktif sih, cuma ikut 1-2 organisasi per academic year, dan komitmennya juga nggak gitu besar. Tahun ini, aku bergabung di komite IT dari klub sekolah komputasi kami. Seneng rasanya bisa bertemu orang-orang baru di sana, bekerja sama, dan belajar dari berbagai budaya. Namun, semua itu harus dilakukan di luar kesibukan kuliah dan urusan hidup lainnya. Jadi, aku memutuskan untuk hanya ikut kegiatan yang memang bisa aku ikuti, dan tidak memaksakan diri berlebihan.)

Baca Juga: Profil Bernard, Peserta COC yang Pernah Juara RG Champion

 

Passion Vannes di Dunia Coding

7. Vannes, passion kamu besar banget yaa di dunia coding, sampai bisa dapat Juara 2 di ajang bergengsi TCS CodeVita Season 11! Ceritain dong, gimana pengalaman kamu selama ikut kompetisi itu? Ada momen seru, sulit, atau nggak terlupakan nggak selama prosesnya?

Jawaban:

Jujur ini seru banget. Pas tau lulus dan diundang ke Mumbai, aku hepi dan excited banget, karena belum pernah pergi ke India. Di India, kami visit historical places, nyobain makanan lokal. Dan jujur, enak banget (aku yang nulis ini jadi lapar, hadeudhh). Kurasa style kulinernya lumayan cocok dengan lidah orang Indonesia juga. Ketemu teman-teman programmer juga dari yang jauh. Seru banget lah pokoknya.

Salah satu yang menarik itu pas kontes perlombaan pemrogramannnya. Disana ada soal yang berkaitan rubiks cube. Tapi aku kesulitan untuk ngebayangin gimana sih bentuk dan susunannya. Nah at that moment, aku kepikiran untuk lipat kertas cakar ku jadi kubus dan coret-coret hitung langsung di permukaan kubusnya. Rasanya ini pertama kalinya terpakai skill melipat tong sampah kertas terpakai di kontes programming.

Vannes lagi ngerjain kontes competitive programming

Vannes lagi ngerjain kontes competitive programming (Sumber: instagram @vanneswij)

 

8. Selain yang sudah kamu capai sekarang, ada nggak goal atau achievement lain yang masih kamu kejar ke depannya?

Jawaban:

Kedepannya jujur pengen banget bisa ke ICPC world finals. I am aware of the tremendous effort needed to get there, so I will just do my best. At the very least, I still enjoy doing competitive programming.

(Kedepannya jujur pengen banget bisa ke final ICPC tingkat dunia. Aku sadar butuh usaha yang besar untuk sampai ke sana, jadi aku akan melakukan yang terbaik. Setidaknya, aku masih menikmati melakukan competitive programming.)

 

Cara Vannes Atasi Homesick dan Demotivasi Belajar

9. Kuliah di luar negeri pasti penuh tantangan. Menurut kamu, gimana sih cara survive dan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru di sana?

Jawaban:

Budaya Singapore actually is not that different dengan budaya Indonesia. Ya, namanya masih tetanggaan. Makanannya masih mirip-mirip lah. Di Singapore pun lumayan sering ketemu orang indonesia lainnya. In terms of challenge, for me it is the language and slangs. At first, karena aku belum kebiasa, aku merasa kesulitan ngomong di SG. Tapi as I spend more time here and make more friends, ya udah lumayan kebiasa lah.

 

10. Apa sih hal yang paling berat saat kuliah di luar negeri? Misalnya, perasaan saat jauh dari keluarga dan teman-teman di Indonesia?

Jawaban:

Finding support system. Selama SD-SMP-SMA di Indonesia, ada keluarga dan teman sekolah yang bisa act as our support system. Saat pertama kali live by myself, kerasa banget bahwa support system-nya jadi sulit dicari. Keluarga udah jauh, dan teman teman udah di jalan masing-masing. Disini, kita terekspos dengan orang orang baru, dan harus mulai build our bond dari 0. It takes a while before you can find the people you are comfortable with.

 

11. Nah, kalau lagi kangen rumah atau merasa jauh dari support system, biasanya kamu ngapain sih biar tetap semangat dan nggak larut dalam rasa kangen itu?

Jawaban:

Udah era teknologi kan udah bisa video call. Selain itu, sering sering kasih kabar juga ke keluarga di rumah.

 

12. Kamu pernah merasa demotivasi untuk belajar nggak? Kalau iya, gimana cara kamu supaya bisa bangkit dari perasaan itu dan kembali lagi termotivasi?

Jawaban:

Pasti pernah. My solution is to take a break. Kadang kita demotivated bukan karena ngga suka, tapi karena kita udah kecapean. So taking a break, exploring new places, makan makanan favorit, definitely helps. Habis break, ya balik lagi wkwkwk. Tapi setelahnya pasti udah lebih fresh.

 

Cerita Vannes sebagai Peserta COC Season 2

13. Ceritain dong, gimana awalnya kamu bisa ikutan Clash of Champions Season 2? Apakah kamu daftar sendiri, direkomendasikan orang lain, atau mungkin ditawarkan oleh pihak Ruangguru? Kita mau tahu cerita di balik layar sampai akhirnya kamu bisa terjun di ajang kompetitif ini!

Jawaban:

Awalnya direkomendasikan oleh teman buat daftar. Kebetulan juga di hari terakhir pendaftaran, tapi akunya nggak sadar. Pas di-mention sama temanku, jadinya aku selesaikan berkas dan video yang diperlukan di malam itu juga.

Psst, mau lihat kecepatan Vannes menjawab soal di Death Match? Nonton di link berikut ini!

 

Ternyata, Vannes Hobi Sepedaan, Lho!

14. Apakah kamu punya hobi unik atau kegiatan seru yang jarang orang tahu? Ceritain dong!

Jawaban:

Kalau hobi sih pergi sepedaan. Suka banget sama angin bertiup. Biasanya aku pergi ke East Coast Park buat sepedaan sambil liat pemandangan laut. Pernah sepedaan dari Marina Bay all the way to the end, Changi Airport. Maybe one day aku bakal sepedaan full from west to east of Singapore.

Itu dia sedikit cerita seru dari Vannes, mahasiswa NTU yang jago coding dan penuh prestasi. Dari kompetisi tingkat dunia sampai tips belajar yang sederhana tapi ampuh, semuanya membuktikan kalau passion dan konsistensi bisa membuat kamu go beyond!

Yuk, vote Vannes sebagai peserta favorit pilihan kamu di sini. Jangan sampai kelewatan juga keseruan episode Clash of Champions Season 2 berikutnya. Pantengin terus media sosial, blog Ruangguru, channel WhatsApp COC Season 2, buat dapetin info ter-update!

Nah, kalau kamu mau siap jadi juara di Tahun Ajaran Baru 2025/2026? Yuk, segera klaim diskon spesial beragam paket produk dari Ruangguru.

CTA Clash of Champions Season 2

Ruangguru

Platform bimbingan belajar online terbesar dan terbaik di Indonesia. Menyediakan layanan belajar berbasis teknologi interaktif untuk jenjang SD, SMP, SMA/SMK.