Sejarah Ilmu Ekonomi, Konsep Dasar, serta Perbedaan Kebutuhan & Keinginan | Ekonomi Kelas 10

Kajian Ilmu Ekonomi

Artikel Ekonomi kelas 10 ini membahas tentang kajian ilmu ekonomi mulai dari sejarah, konsep dasar ilmu ekonomi, serta perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. 

 

Bayangin deh, kamu pengen banget nonton konser penyanyi atau band favoritmu. Terus kamu harus nabung biar bisa beli tiketnya. Kamu berhemat, dan akhirnya kamu berhasil beli itu tiket konser! Wih, tapi kamu sadar gak kalo ternyata itu merupakan salah satu penerapan dari ilmu ekonomi?

Ilmu ekonomi tuh emang lekat dengan kehidupan sehari-hari ya. Tapi, gimana sih ceritanya ilmu ekonomi ini bisa ada? Terus, apa aja tuh konsep dasar dari ilmu ekonomi?

Kita bakal bahas semuanya di artikel ini!

 

Sejarah Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi mengalami perkembangan pesat. Sejarah ilmu ekonomi menurut para ahli bisa kita lihat sejak awal mula dikemukakan oleh Adam Smith. Pemikiran Smith menjadi fondasi penting bagi para ahli ekonomi lainnya seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan John Stuart Mill.

Ketiga tokoh ini kemudian dikenal sebagai bagian dari kelompok ahli ekonomi klasik karena kontribusi mereka dalam membentuk dasar-dasar teori ekonomi modern.

Selanjutnya, pandangan ekonomi klasik ini dikembangkan oleh Mazhab Austria dan diteruskan oleh tokoh-tokoh seperti Leon Walras dan Alfred Marshall.

Pada akhir abad ke-19, sekitar tahun 1890-an, pemikiran mereka mendorong lahirnya cabang ilmu ekonomi yang lebih rinci dan terfokus, yaitu teori ekonomi mikro. Teori ini membahas tentang perilaku individu dan perusahaan dalam membuat keputusan ekonomi.

Memasuki era 1930-an, kondisi ekonomi global mengalami krisis besar yang dikenal sebagai Depresi Besar. Keadaan ini mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran baru dalam bidang ekonomi karena teori klasik dianggap tidak mampu menjawab permasalahan saat itu. Para ekonom pun mulai mencari pendekatan baru yang lebih relevan dengan situasi krisis.

Pada tahun 1936, John Maynard Keynes menerbitkan buku monumental berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money. Karya ini menjadi tonggak lahirnya teori ekonomi modern.

Melalui bukunya, Keynes memberikan pandangan baru mengenai peran pemerintah dalam mengelola perekonomian, terutama dalam menghadapi krisis dan menjaga kestabilan ekonomi nasional.

Baca Juga: Bagaimana Sejarah Akuntansi di Dunia dan Indonesia?

 

Sejarah Ilmu Ekonomi di Indonesia

Sejarah ilmu ekonomi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Mohammad Hatta. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Hatta meyakini bahwa sistem ekonomi Indonesia harus berlandaskan asas kekeluargaan dan keadilan sosial. 

Baca Juga: Biografi Moh Hatta, Pendiri Bangsa yang Lebih dari Bapak Koperasi Indonesia

Pemikiran ekonominya banyak dipengaruhi oleh sistem koperasi di Eropa, yang ia adaptasi untuk memperjuangkan ekonomi rakyat kecil agar tidak terpinggirkan dalam struktur kolonial yang kapitalistik.

Sebelum Hatta, cikal bakal kesadaran ekonomi nasional sudah muncul lewat pendirian Sarekat Dagang Islam (SDI) oleh Haji Samanhudi pada awal abad ke-20. Organisasi ini menjadi pelopor pergerakan ekonomi pribumi yang menentang dominasi pedagang asing, terutama dari Tionghoa dan Belanda. 

SDI kemudian berkembang menjadi Sarekat Islam, yang tidak hanya bergerak di bidang keagamaan dan politik, tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi nasionalisme melalui kegiatan dagang kolektif.

Memasuki era kemerdekaan dan hingga sekarang, ilmu ekonomi di Indonesia terus berkembang mengikuti dinamika global dan kebutuhan nasional. Dari masa Orde Lama yang menerapkan sistem ekonomi terpimpin, hingga era Orde Baru dengan ekonomi pasar dan pembangunan yang terpusat, hingga era reformasi yang membuka peluang pasar bebas dan demokratisasi ekonomi. 

Kini, kajian ekonomi di Indonesia semakin maju dengan pendekatan berbasis data, digitalisasi, dan perencanaan pembangunan berkelanjutan yang inklusif

Baca Juga: Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi

 

3 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga konsep dasar yang menjadi fondasi utama dalam memahami bagaimana manusia mengambil keputusan terkait sumber daya yang terbatas.

Ketiga hal tersebut disebut peta konsep dasar ilmu ekonomi, yaitu kelangkaan (scarcity), pilihan (choice), dan biaya peluang (opportunity cost). Yuk kita bahas satu per satu!

 

1. Kelangkaan (Scarcity)

Konsep kelangkaan menjelaskan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sementara sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. Karena adanya kelangkaan ini, manusia tidak bisa memperoleh semua yang diinginkan, sehingga harus menentukan prioritas.

Baca Juga: Mengenal Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia

 

2. Pilihan (Choice)

Dari kelangkaan muncul konsep pilihan, yaitu proses pengambilan keputusan dalam menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai hasil yang paling optimal.

Dalam konteks ekonomi, pilihan bisa berupa memilih barang mana yang akan dibeli, pekerjaan apa yang akan dipilih, atau kebijakan apa yang akan diambil pemerintah dalam mengalokasikan anggaran.

 

3. Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Konsep yang ketiga adalah biaya peluang, yaitu nilai dari alternatif terbaik yang dikorbankan ketika seseorang atau lembaga memilih satu pilihan tertentu. Misalnya, jika seseorang memilih untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan, maka biaya peluangnya adalah ilmu dan potensi karier jangka panjang yang ditinggalkan. 

Pemahaman tentang biaya peluang sangat penting dalam ekonomi karena membantu menilai efisiensi dan konsekuensi dari setiap keputusan. Ketiga konsep ini saling berkaitan dan membentuk kerangka berpikir dalam menganalisis berbagai masalah ekonomi.

Baca Juga: Pengertian Biaya Peluang (Opportunity Cost) & Contohnya

 

Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Kebutuhan bersifat mendasar, dan jika tidak dipenuhi, bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan, keselamatan, atau kehidupan seseorang. Contohnya adalah makanan, air, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan dasar.

Sementara itu, keinginan adalah segala sesuatu yang ingin dimiliki oleh seseorang, tetapi tidak wajib dipenuhi untuk bertahan hidup. Keinginan bersifat subjektif, tergantung pada gaya hidup, selera, dan perkembangan zaman. Contohnya adalah smartphone terbaru, pakaian bermerek, liburan ke luar negeri, atau kendaraan mewah.

Secara sederhana, kebutuhan adalah prioritas utama, sedangkan keinginan bersifat pelengkap. Dalam ekonomi, memahami perbedaan ini penting agar seseorang bisa mengelola sumber daya terbatas secara bijak dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif

Baca Juga: Pembagian Ilmu Ekonomi: Deskriptif, Teori, & Terapan

 

Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro membahas perekonomian secara keseluruhan (agregat), bukan individu atau perusahaan tertentu. Tujuan utamanya adalah memahami bagaimana aktivitas ekonomi nasional berjalan dan bagaimana kebijakan pemerintah dapat mengatur stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah lima konsep dasar ekonomi makro, ya guys!

 

1. Pendapatan Nasional (National Income)

Pendapatan nasional menunjukkan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan produktivitas nasional. Komponen pentingnya meliputi Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Produk Nasional Bruto (PNB/GNP), dan pendapatan per kapita.

 

2. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)

Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika ada peningkatan kapasitas produksi barang dan jasa dari waktu ke waktu. Biasanya diukur melalui kenaikan PDB. Pertumbuhan yang stabil menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.

 

3. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat, sedangkan inflasi yang rendah menunjukkan perekonomian yang terlalu lemah. Pemerintah mengatur inflasi melalui kebijakan moneter dan fiskal.

 

4. Pengangguran (Unemployment)

Pengangguran adalah kondisi ketika sebagian tenaga kerja tidak mendapatkan pekerjaan. Tingkat pengangguran menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi, karena berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dan efisiensi pasar tenaga kerja.

 

5. Kebijakan Ekonomi (Moneter & Fiskal)

Untuk mengatur stabilitas ekonomi, pemerintah menggunakan dua kebijakan utama:

  • Kebijakan moneter: Diatur oleh bank sentral, seperti mengatur suku bunga dan jumlah uang beredar.
  • Kebijakan fiskal: Dilakukan oleh pemerintah melalui pengeluaran dan pajak untuk mempengaruhi permintaan agregat.

 

Baca Juga: Literasi Finansial: Pengertian, Manfaat, & Cakupan Kemampuan

Sebenarnya, kajian ilmu ekonomi ini pembahasannya lumayan banyak ya ges ya. Tapi gapapa, yang penting sekarang kamu udah tau sejarah, konsep dasar ilmu ekonomi, perbedaan kebutuhan dan keinginan, sampai konsep dasar ilmu ekonomi makro.

Buat kamu yang mau belajar lebih dalam tentang ilmu ekonomi, kamu boleh simak pembahasannya di ruangbelajar. Kamu bakal nonton video yang seru dan interaktif bareng Master Teacher yang tentunya sangat qualified!

CTA Ruangguru

Ringgana Wandy Wiguna